“Tradisi adat ini diharapkan juga mampu menarik semangat anak kemenakan di Bukittinggi untuk selalu menegakkan nilai agama atau imarah masjid yaitu memakmurkan memeriahkan masjid dengan kebaikan,” katanya.
Ia mengatakan sesuai dengan sebutannya, Alek Nagari juga melibatkan unsur tokoh adat dalam melestarikan budaya Minangkabau sesuai falsafah hidupnya.
“Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, adat berpegang ke agama dan agama berpegang pada Al Quran, inilah falsafah Minangkabau, apresiasi ke seluruh Ninik Mamak Penghulu Adat yang menanamkan sejak usia dini pada anak,” kata Marfendi.
Selain menamatkan pendidikan baca tulis Al Quran, Masjid Baiturrahman juga merayakan kelulusan siswa penghafal Al Quran dalam program Tahfiz di masjid setempat.
“Anak kemenakan kami setelah tamat di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ), langsung dilanjutkan ke program tahfiz, biayanya gratis, mereka belajar pada malam hari hingga mereka terbiasa meramaikan masjid,” kata Ketua Panitia Khatam Al Quran Bantodarano, Zil Andri.
Arak-arakan pawai Alek Nagari yang mengikutsertakan belasan siswa itu turut dilepas pejabat pemerintahan dan tokoh adat serta tokoh agama daerah setempat. (rdr/ant)