“Yang masih bertahan offline hanya produk kekhasan lokal, dan produk limited edition atau premium, kita di Bukittinggi memiliki potensi itu, hanya perlu strategi baru, namun kebutuhan ini bisa dibeli melalui kurir dan jual beli online, maka mau tidak mau pedagang harus selalu update,” katanya.
Ia mengungkap beberapa tantangan pemasaran di Bukittinggi di masa depan yang harus segera diantisipasi dengan inovasi dan kreativitas seluruh pihak.
“Pembukaan Tol Padang ke Riau di 2025 ini akan mengurangi kecendrungan untuk singgah, mereka direct langsung, kecuali memang ada perencanaan pasti ke Bukittinggi,” kata Wahyu.
Pembangunan infrastruktur di kota dan kabupaten lain di Sumbar ikut menjadi pesaing kunjungan wisatawan ke Bukittinggi.
“Contoh terdekat adalah Payakumbuh, anak muda kita sudah mulai beranjak berkunjung hanya untuk berbelanja ke sana, dari survey kami angka kunjungan bus pariwisata di akhir pekan Bukittinggi kalah dengan daerah Limapuluh Kota,” tutup Wahyu. (rdr/ant)