BUKITTINGGI, RADARSUMBAR.COM – Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi menjadi rumah sakit rujukan dan pusat operasi identifikasi yang dilakukan oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) terhadap korban terdampak erupsi Gunung Marapi.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar), Kombes drg Lisda Cancer.
Kepada Radarsumbar.com mengatakan, polisi ikut dikerahkan dalam proses evakuasi dan penanganan korban terdampak erupsi Gunung Marapi.
“Tujuh orang (Tim DVI) dari Polda (Sumbar). Tim dari Dokkes Polda juga sudah turun, (kemudian Tim Dokkes dari Polres) Padang Panjang, Agam, Bukittinggi dan Tanah Datar,” katanya.
Lisda Cancer mengatakan, pusat operasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) dilakukan di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Kota Bukittinggi.
“Iya, pusat operasi DVI di sana (RSAM),” katanya.
Sementara itu, Direktur RSAM Bukittinggi, drg Busril mengatakan, satu pasien korban terdampak erupsi Gunung Marapi mengalami luka bakar 45 persen.
“Kemudian (pasien) yang kedua (mengalami luka bakar) lima persen, kemudian pasien ketiga, pasien yang jatuh, jadi ada tiga pasien,” kata Busril kepada awak media.
Untuk pasien yang mengalami luka bakar sebanyak 45 persen, kata Busril, pihaknya melakukan pemantauan secara intensif untuk mengetahui perkembangannya secara kontinuitas.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Tim DVI Polda Sumbar, kami sudah diminta untuk menyampaikan post mortem-nya. Jadi kami sudah menyiapkan dari pagi dengan seluruh tim kita, termasuk dengan ahli forensik, kesiapan ruangan-ruangan kami untuk melakukan pemeriksaan nantinya,” katanya.