SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mengapresiasi dipertahankannya tradisi “Manjalang” atau Mengunjungi Buya Lubuak Landua setelah Idul Fitri 1445 Hijriah sebagai tradisi mengunjungi surau atau mushala yang dijadikan tempat pengembangan agama Islam sejak dahulu kala.
“Tradisi ini harus diwariskan hingga anak cucu kemenakan kedepannya. Tradisi ini diadakan setiap hari keenam setelah Idul Fitri. Sampai saat ini tradisi masih tetap bertahan,” kata Bupati Pasaman Barat Hamsuardi di Simpang Empat, Rabu.
Menurutnya tradisi itu dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangka menghormati Syeh Lubuak Landua.
Sebab, katanya Jorong Lubuak Landua ini menjadi salah satu pusat pengembangan agama Islam di Pasaman Barat. Sejak Islam masuk ke Nagari Aua Kuniang, boleh dikatakan pusat Islam Pasaman Barat terletak di Jorong Lubuak Landua.
Acara adat ini dilaksanakan di Surau (Mushala) Buya Lubuak Landua yang biasanya diadakan pada hari ke enam pasca lebaran.
Surau ini didirikan oleh Buya Lubuak Landua yang dimanfaatkan masyarakat selain untuk beribadah sehari-hari juga untuk basuluak pada waktu-waktu tertentu.
“Tradisi ini terus dijaga dari generasi ke generasi berikutnya di daerah Lubuak Landua,” sebutnya.
Ia berharap, kekompakan seperti ini di bawah bimbingan ninik mamak, tradisi “Manjalang” Buya Lubuak Landua setelah puasa anam masih dilaksanakan hingga hari ini.