Pihaknya harus melakukan upaya antisipasi perubahan iklim terutama saat kemarau nanti.
Selain itu upaya yang dilakukan adalah melakukan perbaikan rehab irigasi jaringan tersier(RJIT) di lokasi kawasan tanaman Pangan sebanyak enam unit dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bersama-sama kelompok tani melakukan perbaikan-perbaikan sarana prasarana pertanian yang bisa dilakukan secara swadaya.
Selanjutnya mengajak seluruh kelompok tani untuk mengikuti program AUTP (Asuransi Tani Padi) dan melakukan koordinasi dengan dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang terkait saluran irigasi sekunder yang rusak.
“Upaya itu dilakukan salam rangka mengatasi petani gagal panen terutama mengatasi kerusakan saluran irigasi,” katanya.
Pihaknya juga telah meminta anggaran kepada pemerintah pusat agar bisa menambah anggaran perbaikan sarana prasarana pertanian.
Menurutnya dalam mencapai target itu pihaknya akan melakukan berbagai upaya baik melengkapi sarana prasarana maupun berbagai bantuan akan diberikan kepada petani.
Pihaknya menargetkan produksi padi selama 2023 sebanyak target 62.301 ton. (rdr/ant)