“Sebelumnya kan ada info kalau ada beras sintetis di Bukittinggi ternyata itu tidak benar setelah dilakukan pengecekan. Tapi kita akan tetap lakukan pengecekan, kalau ada yang mencurigakan akan langsung kita lakukan pengecekan di laboratorium,” ujarnya.
Sebelumnya, Pj Wako Payakumbuh Jasman mengimbau masyarakat agar tidak khawatir mengonsumsi beras yang beredar di pasaran karena tidak ada beras sintetis yang beredar di Kota Payakumbuh.
“Alhamdulillah di Payakumbuh tidak ada beredar beras sintetis. Seminggu yang lalu kita sudah keliling di Pasar Tradisional Ibuh. Dan hasilnya tidak kita temukan adanya beras sintetis dijual pedagang kita,” katanya.
Sebagai langkah awal untuk membedakan beras asli atau palsu menurut Bapanas dapat dilakukan beberapa langkah seperti uji hancur Beras yang diuji dihancurkan dengan menggunakan benda keras yang membuat beras tersebut mendapat gaya benturan yang kuat.
Apabila beras mudah dihancurkan, berarti beras tersebut asli. Namun apabila beras sulit dihancurkan beras tersebut dapat terindikasi palsu.
Selanjutnya uji leleh Beras diuji dengan dibakar hingga suhu tertentu. Apabila beras meleleh ketika dibakar, berarti beras tersebut palsu. Namun apabila beras tersebut tidak meleleh dan langsung terbakar, hal itu mengindikasikan beras tersebut asli.
Terakhir uji terapung Beras dituang ke dalam air. Apabila beras yang diuji tersebut terapung beras tersebut palsu, namun apabila beras tersebut tenggelam, hal itu berarti beras tersebut asli.
“Kita minta OPD terkait untuk melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat sehingga mampu dengan bijak menyikapi isu-isu yang tidak benar yang dapat menimbulkan keresahan dan kerugian bagi masyarakat,” ujarnya. (rdr/ant)