Setelah sikakaa dapat buah durian, jika mereka berkelompok akan dibagi rata hasil usahanya, jika pribadi terkadang ada yang dibawa kepasar, kewarung/lapau untuk dijual, didapatkan uang.
Terkadang orang yang melakukan sikakaa duyan tersebut juga memiliki budaya sosial tinggi, andaikan ada warga yang tahu orang tersebut sikakaa duyan maka boleh juga meminta, akan dikasih sama orang sikakaa duyan tersebut.
Unik memang budaya Piaman sikakaa duyan tersebut, namun Penulis sangat berbangga karrna budaya itu masih dilakukan sampai hari ini, masyarakat Piaman senang dan bahagi dengan budaya sikakaa duyan tersebut.
Secara budaya Piaman, lalu dilihat oleh orang diluar Piaman, dipastikan budaya itu dianggap aneh. orang hanya lewat, lalu durian/buah-buahan lain jatuh, kita bisa ambil tampa beban, lalu orang yang menjadi pemilik tidak marah, malah senang duriannya diambil orang lalu untuk dinikmatinya.
Secara pribadi Penulis pernah pertanyakan pada tetua di Piaman mengapa budaya itu terjadi, lalu mereka menjawab bahwa itu budaya yang pernah diajarkan oleh Syekh Burhanuddin, budaya ulama besar itu sampai sekarang masih dijalankan atau dipalai oleh urang Piaman.
Menurut Penulis didalam islam juga ada namanya budaya itsar, menurut penjelasanya Itsar adalah sikap, budaya mengutamakan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri, ini budaya islam yang sangat tinggi nilai sosialnya jika merujuk kepada kisah Rasulullah. (**)
Komentar