“Barang siapa tidak berusaha untuk meninggalkan perkataan bohong dan perkataan dusta, maka tidak ada kepentingan bagi Allah olehnya meninggalkan makan dan minum.”
Karena bulan Ramadhan sebagai bulan penempaan jiwa dan pendidikan moral, maka kita selalu dianjurkan membaca doa Tasyahud yang berbunyi:
“Asyhadu Anla ilahaillah Asytaghfirallah Nasalukal Jannata Wana Udzubika Minnar Allahumma Innaka Afuwun Tuhibuul Afwa Wafuanna Ya karim..”
Andaikan para pemimpin, para politisi, para pegawai negeri sipil, para birokrat dan lain sebagainya dengan memakai paradigma bahwa, segala aktivitas, tugas pokok dalam berkinerja dan berkarya mengabdi kepada masyarakat dengan ikhlas, semata-mata mengharap ridho Allah SWT bukan untuk mengejar popularitas dan penghargaan.
Maknanya adalah bahwa ketika ada masyarakat yang mencoba memberikan kritik sebagai aspirasi, kita inventarisir yang selanjutnya kita tindaklanjuti menjadi kebijakan-kebijakan yang menyentuh dihati masyarakat.
Mari kepada kita semua memanfaatkan bulan Ramadhan untuk menempa diri agar kehidupan terbebas dari penyakit moral seperti korupsi, menyalahgunakan kekuasaan, selaku yang mendapatkan amanah, jangan menyengsarakan masyarakat dengan melakukan penyimpangan-penyipangan.
Tentu harapan ketika semua diri umat masuk dalam ibadah puasa Ramadhan maka dirinya kembali bisa disucikan dan perilaku moral rusak bisa diantisipasi sehingga korupsi uang rakyat tidak akan terjadi. (*)