Prabowo dikenal sebagai tentara tempur, bukan tentara pemikir atau tentara politik. Ia punya pengalaman bertempur yang cukup memadai. Terkenal keras, karena itu. Bahkan, dirumorkan mencekik Wamen. Dipercaya pula. Sial betul ia.
Belakangan, Prabowo baru mau belajar politik. Kendati sudah menjadi Ketum Gerindra, sejak didirikan. Belajar langsung pula dari Jokowi. Orang yang sudah ikut empat kali kontestasi, keempatnya menang. Kebalikan dari Prabowo.
Prabowo beruntung menjadi kontestan terakhir yang dinanti. Anies-Muhaimin, Ganjar-Mahfud, sudah mendaftar. Ia sudah bisa memetakan, hingga data-data terakhir. Semua sudah ada di atas meja. Prabowo bisa menyusun formasi tempur paling efektif dan efisien menuju kemenangan. (*)