PADANG, RADARSUMBAR.COM – Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, sejumlah politisi ramai-ramai menyeberang ke partai lain hingga memilih untuk ‘jalan sendiri’.
Perpindahan politisi dari satu partai ke partai lainnya biasanya sering terjadi karena berbagai faktor, seperti konflik internal ataupun dikeluarkan.
Data yang dirilis Radarsumbar.com dari berbagai sumber, berikut sejumlah politisi yang berpindah partai dan keluar:
1. Maidestal Hari Mahesa
Politisi ternama di Kota Padang, Maidestal Hari Mahesa memilih pindah dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang telah membesarkan namanya.
Maidestal Hari Mahesa menyatakan mundur dari partai berlambang Ka’bah tersebut, Senin (3/4/2023) setelah 23 tahun berkiprah.
Hal tersebut disampaikannya menanggapi sejumlah polemik kepengurusan di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kota Padang.
“Dengan ini, di bulan suci Ramadan ini, saya menyatakan mundur dari keanggotaan PPP, termasuk juga di kepengurusan, ada atau tidak perjuangan dari rekan-rekan setelah ini, saya tetap menyatakan mundur,” katanya kepada awak media.
Sebagai orang yang terlahir dan besar di organisasi, Maidestal Hari Mahesa merasa polemik kepengurusan di PPP sudah tidak beres dengan beberapa kali Musyawarah Cabang (Muscab) dalam satu periode kepengurusan.
“Bagi teman, dunsanak, simpatisan, kader, saya mengajak berfikir kembali di tahun 2024, dengan kondisi seperti ini, in shaa Allah sudah ada beberapa partai menghubungi, mana partai yang akan kita laksanakan, namun arahnya sudah nampak, dapat tawaran,” katanya.
Ketika didesak hendak berlabuh ke partai apa, Maidestal mengatakan hendak bergabung ke Partai Demokrat.
“Beberapa partai lain juga telah berkomunikasi dengan saya, seperti Golkar, PKB, PDIP, Demokrat, PKB hingga NasDem,” katanya.
“Saya meminta maaf kepada seluruh pihak yang terus mendukung, hingga hari ini meminta saya tidak mundur, namun ini sudah keputusan bulat,” sambungnya.
Menurutnya, sejak ada polemik di PPP, Maidestal Hari Mahesa menyebut sudah dilirik oleh partai lain, namun ia belum memberikan respons berarti.
“Sekarang, dari pada saya terus berkonflik dan merusak partai, saya memilih mundur,” tuturnya.
2. Novrizon
Novrizon yang saat ini merupakan Anggota DPRD Sumbar dari Partai Demokrat dikabarkan berlabuh ke PPP.
Namun, kepindahan Novrizon dari Demokrat ke PPP menuai polemik lantaran yang bersangkutan tidak pamit dari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat, Doni Harsiva Yandra mengatakan, salah satu kadernya yang duduk di DPRD Sumbar pernah menyatakan hendak berlabuh ke partai lain.
Kader yang dimaksud yakni Novrizon yang belakangan menjadi sorotan lantaran aksinya bersumpah di bawah Al Quran demi membantah telah mengancam salah seorang Kepala Bidang (Kabid) di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) tentang pengadaan Alsintan.
Menurut Doni, keinginan pindah partai dari Novrizon merupakan hak-nya sebagai seorang warga negara, bahkan pria tersebut telah pernah dipanggil oleh Ketua dan Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumbar.
“Itu hak pribadi Novrizon, tapi tolong kami diberitahu dan pindah secara baik-baik, jangan cerita ke sana ke mari tapi kami sebagai pimpinan partai tidak tahu dan tahunya dari orang lain, tentu ini tidak bagus,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/3/2023).
Namun pada saat dipanggil beberapa bulan lalu, kata Doni, Novrizon menyampaikan telah mengurungkan niatnya pindah partai karena berdasarkan informasi yang dia dapat elektabilitas partai yang hendak ia tuju menurun.
Pada saat itu, Partai Demokrat Sumbar mengambil sikap dengan memperingatkan Novrizon untuk menjadikan partai sebagai alat tujuan kepentingan pribadi semata.
“Ia menyampaikan permohonan maaf dan tak mengulangi lagi perbuatan serupa. Kami tidak ingin disusupi oleh pihak lain, benderanya Partai Demokrat, namun yang dijalankan kebijakan partai politik lain, ini sangat berbahaya,” katanya.
Namun, setelah itu, muncul sikap Novrizon yang dinilai berlawanan dan dianggap merugikan Fraksi Partai Demokrat, sehingga dilakukan rapat.
“Dalam rapat Novrizon memahami arahan pimpinan dan peserta rapat terhadap sikapnya yang dinilai merugikan Partai Demokrat,” kata Doni.
3. Hendra Irwan Rahim
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar), Hendra Irwan Rahim memilih jalur independen dengan maju sebagai calon Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
Hendra dikenal sebagai politisi partai berlambang beringin lantaran pernah mengantarkannya sebagai pucuk pimpinan tertinggi di DPRD Sumbar periode 2014-2019.