LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, Sumatera Barat menyatakan produksi ikan air tawar di daerah itu berkurang dari 3 ribu ton menjadi 900 ton setiap bulannya akibat kondisi air Danau Maninjau tercemar, sehingga keramba jaring apung banyak tidak beroperasi.
“Produksi ikan air tawar ini berkurang semenjak akhir 2022 sampai Maret 2023,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Sabtu.
Ia mengatakan, saat ini produksi ikan air tawar jenis nila dan mas sekitar 20-25 ton per hari dan sebelumnya mencapai 82 ton per hari.
Berkurangnya produksi ikan itu akibat kondisi air Danau Maninjau tercemar amoniak sisa pakan ikan, sehingga bibit ikan menjadi mati.
Dengan kondisi itu, keramba jaring apung banyak yang tidak diisi oleh para petani ikan di Danau Maninjau.
“Hanya sekitar 35 persen dari 23.359 petak keramba jaring apung yang beroperasi,” katanya.