DPP juga telah melakukan sosialisasi informasi kepada kelompok tani agar mampu memberikan informasi terkini terkait iklim yang berdampak pada sektor pengolahan persawahan.
“Disampaikan juga ke petani bagaimana gambaran prospek iklim di tahun 2023 dalam memulai produksi pangan, tinjauan outlook iklim global telah disiarkan oleh BMKG,” kata Melwizardi.
Ia mengatakan pola curah hujan rata-rata bulanan di Sumatera Barat juga perlu diwaspadai petani.
“Curah hujan disertai angin kencang juga diwaspadai, beberapa hari terakhir tujuh pohon tumbang karenanya, perlu pengalihan genangan air dan antisipasi tanggul jebol nantinya jika cuaca ekstrem berlangsung lama,” pungkasnya.
Sebelumnya, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari mengatakan bahwa hasil monitoring BMKG dalam 40 tahun terakhir mengindikasikan curah hujan ekstrem di Indonesia mengalami kecenderungan peningkatan, baik dalam hal frekuensi maupun intensitas.
“Tren ini mengakibatkan tingginya angka bencana hidrometeorologi yang didominasi oleh banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, serta kekeringan, berbagai kejadian ini tak lepas dari akibat perubahan iklim,” ujar Supari. (rdr/ant)