“Kami maksimalkan seluruh elemen yang ada utamanya Timpora agar tamu-tamu asing yang datang benar-benar memberikan kontribusi bagi Sumbar, sebaliknya saya ancam menindak bagi tamu asing yang memberi dampak negatif,” kata Haris.
Ia berharap instansi terkait dari pemerintahan dan TNI-Polri serta media untuk sama-sama mengawasi kemungkinan masuknya pelaku tindakan terlarang ke Sumbar.
“Agar lebih selektif lagi terkait jaringan teroris, perlintasan Sumbar ini strategis, dimungkinkan pelaku yang tidak diharapkan mulai muncul, kami juga telah deportasi pelanggar dan tindakan pro justitia,” katanya.
Kepala Kantor Imigrasi Agam, Adityo Agung Nugroho mengatakan pihaknya telah memberikan informasi seluas-luasnya ke masyarakat melalui peran media di daerah setempat.
“Kanim Agam menghadirkan inovasi yang semuanya ingin memberikan kepastian hukum dan proses pelayanan berubah total menjadi lebih baik agar mudah diakses masyarakat,” kata dia.
Ia mengatakan Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Agam yang berada di Koto Hilalang, Ampek Angkek, Agam itu telah melahirkan program kerja sebagai wujud pelayanan keimigrasian.
“Lamang Tapai, Lamang Ubi, Lamang Ketan, Lapor Kumendan, BAP Same Day dan EWS, nama-nama unik khas daerah Sumbar sengaja diambil untuk identitas program yang dilakukan agar lebih menarik minat dan perhatian masyarakat yang melakukan pengurusan,” pungkasnya. (rdr/ant)