Jumlah yang diajukan sebanyak 90 ekor kambing untuk tiga kelompok tani yang terdiri atas dua kelompok tani di Nagari Kacang dan satu kelompok tani di Nagari Tanjung Alai.
Dinas Pertanian Kabupaten Solok juga telah mengunjungi PSIPKH/BSIP Bogor untuk menindaklanjuti proposal pengembangan kambing boerka yang diajukan tersebut.
Kambing boerka dihasilkan dari persilangan antara pejantan kambing boer asal Afrika Selatan dengan betina kambing kacang asal Indonesia.
Perkawinan silang tersebut menghasilkan kambing lokal dengan laju pertumbuhan lebih cepat dan bobot yang lebih tinggi daripada kambing kacang.
Keunggulan kambing boerka, yakni memiliki daya adaptasi tinggi pada lingkungan tropis. Selain itu, pada umur satu tahun, bobot badannya mencapai 365 kilogram dengan karkas sebesar 49-51 persen.
Produktivitas kambing boerka terbilang cukup tinggi karena bisa melahirkan anak sebanyak tiga kali dalam dua tahun. Induk kambing dapat menghasilkan satu sampai dua anak dalam sekali melahirkan.
Budidaya kambing boerka ini juga harus didukung oleh lima faktor, yaitu sistem pembibitan, perkawinan dan seleksi, pemeliharaan intensif semi intensif, produk bibit dan pasar. (rdr/ant)